Sembuhkan luka batin agar membersamai si kecil dengan lebih baik

Tema parenting sudah mulai menjadi perhatian yang khusus di kalangan ibu-ibu milenial. Banyaknya kejadian aneh serta faktor yang mempengaruhi tumbuh kembang anak di jaman sekarang membuat pengetahuan parenting yang baik semakin dibutuhkan orang tua. Selama ini, tak bisa kita pungkiri bahwa pola asuh anak sejak dulu hanya mencontoh apa yang sudah orang tua kita lakukan sebelumnya turun temurun, sehingga banyak mitos berkembang dan tak dapat lepas hingga sekarang, termasuk pola asuh yang buruk.

Orang tua tentunya memang tak luput dari kesalahan dalam pola asuh, namun mencoba memperbaiki pola asuh yang salah adalah hal yang bisa kita kendalikan. Tak sedikit pula ibu-ibu muda jaman sekarang tak bisa lepas dari bayang-bayang pola asuh yang sadar atau tidak ia tiru dari orang tuanya, terlebih pola asuh yang salah bahkan cenderung toxic, seperti membentak sampai memukul. Tentunya hal ini tidak baik, bahkan lebih buruk lagi hal tersebut akan menjadi rantai yang tak akan pernah putus kelak ketika anak dewasa dan menjadi orang tua. 

Memutus rantai pola asuh yang buruk bisa dimulai dari kita lo moms.Lalu bagaimana kiat memutus rantai pola asuh yanh buruk? Berikut sedikit tipsnya.


1. Buat diri kita cukup dan cintai diri sendiri.

Mencintai diri sendiri tentu bukanlah hal yang mudah, terlebih mungkin pengaruh lingkungan dan pola asuh membuat kita seringkali insecure dan gampang menjudge diri sendiri sehingga kita lebih mudah mengalahkan orang lain terlebih anak. Namun cobalah untuk belajar dari sekarang untuk mencintai diri sendiri ya moms. Ada banyak artikel dan juga influenser yang memberi edukasi tentang kesehatan mental dan mentoring dalam rangka belajar percaya diri dan cukup sehingga mengasuh anak akan lebih menyenangkan.

2. Jangan pernah merasa anak berhutang budi pada kita.

Coba deh mom renungkan, sebenarnya yang menginginkan anak lahir ke dunia siapa? Mereka tak pernah meminta untuk dilahirkan lo moms. Andaikata bisa memilih, bisa jadi anak tak pernah ingin dilahirkan di tengah keluarga yang toxic. Jadi camkan itu di benak kita, sehingga pola pikir kita bisa berubah bahwa sebenarnya kitalah yang menginginkan mereka terlahir, kita lah yang mendapat kebahagiaan dari kelahiran mereka, jadi semua yang sudah kita beri tak mesti menjadi hutang budi mereka, melainkan adalah sebuah konsekuensi dari keinginan kita untuk kehadiran mereka di tengah-tengah keluarga kecil kita. 

3. Jangan pernah berhenti belajar.

Sosok orang tua yang baik bukanlah orang tua yang sempurna, melainkan mereka yang mau terus belajar dan tak pernah puas dengan ilmu yang sudah ia miliki. Artikel tentang parenting dan semua hal terkait anak bisa kita temukan dengan mudah di internet dan sosial media, moms. Jadi jangan pernah berhenti belajar untuk menjadi orang tua yang lebih baik. Salah satu website yang bisa mom kunjungi yakni https://id.theasianparent.com/

4. Jangan sungkan untuk menghubungi profesional

Jika toxic parent yang pernah moms alami sampai mengganggu aktivitas sehari-hari dan membahayakan diri moms dan lingkungan, jangan sungkan untuk menghubungi profesional dalam hal ini psikolog atau psikiater. Sebab moms berhak bahagia dan sembuh dari luka batin yang sekian lama menghantui. Sekali lagi meminta bantuan bukan berarti kita lemah, kita hanya berhak sembuh dan menjadi lebih baik sehingga kita bisa menjadi orang tua yang mencintai anak-anak kita dengan lebih baik.

5. Jangan lupa bahagia.

Menjadi orangtua bahagia akan berdampak sangat besar dalam proses mendidik buah hati kita. Jadi kebahagiaan orangtua terutama ibu adalah hal yang menjadi prioritas. Setiap orang tentu punya resep bahagia masing-masing. Entah dengan menyalurkan hobi, melakukan me time atau mungkin rekreasi yang dijadwalkan seminggu sekali. Jangan tunggu ada waktu luang untuk membahagiakan diri kita ya moms. Percaya deh, meluangkan waktu memanjakan diri tak akan menjadikan kebersamaan dengan anak menjadi terbuang percuma. Sebaliknya, hal tersebut bisa menjadikan moms kembali powerfull untuk membersamai buah hati dengan tenaga dan mood yang jauh lebih baik dari sebelumnya. Dan tentu saja, hal tersebut bisa terealisasi jika lingkungan sekitar membantu, terutama suami. M.aka jangan lupa untuk mengkomunikasikan setiap keluhan moms kepada pasangan ya.

Menjadi orangtua adalah hal yang tidak mudah, namun bukan tidak mungkin semua kesulitan itu tidak bisa diatasi. Termasuk diantaranya luka batin yang mungkin pernah kita dapatkan membuat kita tidak jarang melakukan hal buruk terhadap buah hati kita dan tentunya tak ada orang tua yang tega dengan sengaja menyaiti buah hati mereka, kecuali ada sebab. Tidak apa menjadi lemah dan tak sempurna, namun alangkah baiknya kita menjadi orang tua yang mau bertumbuh demi kebahagiaan diri dan buah hati.

https://id.theasianparent.com/ibu-yang-galak

Komentar